Hari kedua di Riyadh di pagi hari saya dikejutkan telpon dari sahabat yang mengajak saya untuk merasakan tradisi sarapan masyarakat arab yakni Roti Tamis. Sahabat saya yakin kalau saya tidak mungkin melewatkan kesempatan langka sarapan di awal saya mulai tinggal di Riyadh. Dari Diplomatiq Quarter bersama 2 teman lainnya kami keluar ke jalan utama Riyadh memasuki daerah pertokoan. Tidak susah menemukan resto yang menyajikan Tamis ini dan akhirnya kami menemukan resto dengan suasana yang nyaman bisa lesehan atau menggunakan kursi.
Terlihat yang lesehan lebih menarik buat kami karena terlihat sudah banyak warga arab yang sedang menikmati Tamis dengan cara lesehan begitu. Seorang waiter bergegas menghampiri kami dan memesan berapa tamis termasuk menanyakan menu pendamping berbahan telur tuna daging atau ayam dan pilihan saus yang berupa keju dan kacang merah.
Pilihan kami adalah 2 Tamis dengan telur dan tuna yang menurut kami sdh pas untuk kami berempat. Sambil.menunggu kami menikmati suguhan kopi susu yang nikmat sebagai pembuka. Tak berapa lama datang Tamis yang ternyata berupa roti besar namun tipis ditaburi habatussauda 2 buah dan makanan pendamping berupa adukan telur dan tuna yang disajikan langsung di nampan sebagai cocolan untuk roti tamis.
Dari Tamis dilihat bentuknya saya teringat somun yang di Bosnia atau tabla di Tunis yang betuknya bundar namun pipih yang ukuran lebih kecil atau roti yang lebih tipis seperti kerala atau canai di India.
Cara makannya juga unik dengan merobek sedikit demi sedikit untuk dicocol ke racikan telur dan tuna. Cukup nikmat sajian telur dan tuna bersama tamis ini sebagai menu sarapan yang walaupun terlihat besar namun dapat kami habiskan berempat. Sudah pasti sajian sarapan ini sangat asyik untuk teman ngobrol dengan sahabat.
Riyadh 2/8/23
Leave a comment