Bosnia dalam suatu masa dikenal sejak lama sebagai pedagang ulung dan disegani di eropa yang lahir lewat proses panjang. Salah satu sebabnya adalah sistem pendidikan dan lingkungan bisnisnya seperti di Bascarsija selain sebagai pusat perdagangan juga memiliki berbagai fasilitas pendidikan. Ghazi Husrev Bey kala itu sebagai gubernur banyak meletakkan dasar bagi kemajuan warga Sarajevo kala itu khususnya untuk pendidikan.

Madrasah sebuah lembaga pendidikan yang maju saat itu bangun sejak tahun 1537 adalah wadah orang bosnia belajar dan juga saratnya pengalaman dari interaksinya dengan bangsa lain sejak kurun 5 abad yg lalu.

Lalu lewat beberapa mesjid, tekija atau pondok sufi yang banyak didirikan dan selesai tahun 1554 telah membangun karakter pengusaha bosnia yg lengkap dari segi spiritualnya.

Kepiawaian Bosnia dalam berdagang sebenarnya sdh ada sebelum masuk Turki usmani lewat beberapa kaidah sistem Free trade yang diterapkan raja Bosnia Kulin ban kepada bangsa lain diantaranya Dubrovnik lewat charter kulin ban yang ditandatangani 1189. Melalui charter itu kerajaan memberikan perlindungan kepada pedagang dan barangnya untuk mendapat perlakuan khusus dalam hubungan bisnis bangsa lain dengan bosnia. Pola ini digunakan dalam sistem FTA modern saat ini.

Sementara itu pada masa Turki Usmani diterapkan kebijakan yang menguntungkan para pedagang yang singgah dengan ketetapan pemerintah menjamu dan menyediakan kebutuhan pedagang sebagai tamu selama 3 hari saat berkunjung ke Sarajevo. Ketetapan ini mengacu kepada sunah Rasul soal keutamaan menjamu tamu.

Untuk itu fungsi penginapan dibangun memegang peranan penting dan paling tidak ada 3 penginapan besar yakni Taslihan Morica han dan kolobara han yang dapat menampung masing masing 400 orang dengan kuda dan gudang buat barang bawaannya. Dengan itu Bascarsija menjadi pusat bisnis dengan fasilitas lengkap yang sangat disukai pedagang kala itu.

Di kantong kantong Muslim Bosnia di wilayah lainnya seperti Mostar Tuzla dan Travnik mesjid, madrasah dan tekija utama disana juga dibangun kurang lebih sama konsep dan waktunya dengan Sarajevo. Kurikulum mereka walau itu madrasah ternyata sudah dipadukan dengan ilmu umum seperti ekonomi sosial matematika dan ilmu alam yang setara dengan sekolah umum. Sekolah ini dibangun dan dikelola oleh komunitas muslimyang dipimpin Reis Ulama, bukan negara. Bila ditanya ke mereka menjadi murid madrasah di Bosnia adalah suatu kebanggaan.

Orang Bosnia sukses juga banyak dijumpai di diaspora mereka. Tercatat tiga kali sebab orang muslim bosnia pergi yakni pertama saat Bosnia dikuasai Austro Hungaria lalu kedua saat yugoslavia menjadi komunis dan yang ktiga pada saat perang Bosnia.

Menurut catatan ada 2 juta diaspora Bosnia dan saat ini adalah penyumbang remitance bagi negara sekitar 17% dari GDP mereka. Dahulu orang bosnia yang keluar adalah orang kaya yang ditampung beberapa negara besar hingga disiapkan hunian khusus buat mereka. Namun saat ini diaspora Bosnia terjadi terutama pemuda karena negara gagal menyiapkan lapangan pekerjaan dan jadinya pendidikan mereka yang lumayan bagus akhirnya negara lain yang manfaatkan.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.