Alhamdulilah kami sekeluarga dapat kembali ke tanah suci melaksanakan umrah meski keadaan mesjidil haram banyak sekali perubahan yang terjadi. Perubahan yang kami dapat adalah terkait pintu masuk yang hanya dibuka di beberapa pintu saja dari sekitar 120 pintu yang ada. Terdapat juga tambahan bangunan baru mesjid untuk area shalat dan penambahan lantai mesjid yang saat ini mencapai 5 lantai.

Area kabah saat ini menjadi area terbatas hanya diperuntukkan bagi jamaah yang memakai pakaian ihram guna mengatasi padatnya jamaah umrah yang saat ini jumlahnya sangat banyak. Beberapa gedung sekitar mekah juga bertambah seperti zam zam tower yang tinggi menjulang menjadikan gedung lainnya menjadi kelihatan kecil dan rendah.

Tempat Miqat kami yang datang dari Riyadh adalah di Miqat Qarn Al Manazil Al Sail Al Kabir di Thaif. Miqat memiliki tempat yang berbayar dan gratis dan fasilitas keduanya sangat baik dengan mesjid yang cukup nyaman untuk melaksanakan shalat 2 rakaat dan saat berniat ihram untuk umrah. Jarak miqat di thaif ini 75 km ditempuh sekitar 1 jam dengan jalan berkelok namun lebar 3 jalur. Saat miqat alhamdulilah turun hujan yang katanya daerah pegunungan thaif sudah mukai sering turun.

Kami memilih hotel al kiswah tidah jauh dari mesjid namun tetap menggunakan bus shuttle yang tersedia cukup banyak. Kami memulai umrah setelah shalat Isha dan dari terminal bus kita turun saat ini cukup jauh dan kami masuk dari pintu sai al Marwa. Memasuki area kabah dijaga sangat ketat hanya yang berpakaian ihram yang dapat masuk sehingga thawaf terlihat rapi dengan pakaian putih saja untuk prianya sementara untuk wanita dapat menggunakan warna lainnya.

Dari keadaan tersebut jelas terdapat rekayasa pengaturan aliran jamaah yang menggunakan sistem buka tutup sehingga tidak terjadi penumpukan dan kepadatan jamaah. Setelah Thawaf dilanjutkan sai sofa dan marwa yang kali ini kami didorong di lantai 2 yang tersedia sangat nyaman termasuk tanda lampu hijau untuk jamaah berlari lari kecil.

Hari hari selama di mekah banyak dilakukan untuk shalat fardhu dan melaksanakan thawaf di lantai 2 karena sudah tidak berpakaian ihram. Thawaf dilantai 2 ternyata nyaman meski berjarak karena dilakukan dengan santai tidak berdesakkan seperti di lingkaran kabah.

Dari perubahan yang ada terkait suasana pelaksanaan umrah dalam kurun waktu 17 tahun, kami mengakui bahwa ibada umrah atau haji adalah ibdah fisik. Bila dahulu melaksanakan Umrah terasa ringan karena usia masih mendukung, namun pada pelaksanaan umrah yang barusan kami lakukan cukup menguras stamina mengingat usia yang sudah hampir menginjak kepala 6. Mekah 26/10/23

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.